Jumat, 17 Oktober 2008

MUTU LAYANAN ORGANISASI PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT (PUSKESMAS)

Pengertian Puskesmas menurut Pedoman Kerja Puskesmas DEPKES-RI adalah suatu kesatuan organisasi kesehatan fungsional yang merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta masyarakat disamping memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok.
Pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas) merupakan ujung tombak dari peranan pemerintah dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat luas. Dengan kata lain

Puskesmas mempunyai wewenang dan tanggung jawab atas pemeliharaan kesehatan masyarakat dalam wilayah kerjanya. Puskesmas merupakan perangkat pemerintah daerah tingkat II, sehingga pembagian wilayah kerja Puskesmas ditentukan oleh Bupati/Walikota, dengan saran teknis dari kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Wilayah kerja Puskesmas meliputi satu kecamatan atau sebagian dari kecamatan. Faktor kepadatan penduduk, luas daerah, keadaan geografik, dan keadaan infrastruktur lainnya merupakan bahan pertimbangan dalam menentukan wilayah kerja Puskesmas. Sasaran penduduk yang dilayani oleh sebuah Puskesmas rata-rata 30.000 penduduk setiap Puskesmas. Pelayanan kesehatan yang diberikan Puskesmas adalah pelayanan kesehatan menyeluruh yang meliputi Kuratif (pengobatan), Preventif (upaya pencegahan), promotif (peningkatan kesehatan), dan Rehabilitatif (pemulihan kesehatan). Upaya kesehatan wajib Puskesmas disebut juga BASIC SIX yaitu :
1.Upaya promosi kesehatan
2. Upaya kesehatan lingkungan
3.Upaya kesehatan ibu, anak dan KB
4.Upaya perbaikan gizi
5.Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit menular
6.Upaya pengobatan dasar Pelayanan tersebut ditujukan kepada semua penduduk, tidak membedakan jenis kelamin dan golongan umur.

Dari pengertian dasar mengenai Puskesmas diketahui bahwa konsumen utama dari institusi atau organisasi tersebut adalah masyarakat di wilayah kerjanya. Menurut Jacobalis (1989), mutu pelayanan kesehatan dapat dilihat dari dua pendekatan, yaitu :

1. Pendekatan Kesehatan Masyarakat (Public Health) Pendekatan ini menyangkut seluruh sistem pelayanan kesehatan dan derajat kesehatan masyarakat dalam suatu wilayah maupun negara. Derajat mutu dalam hal ini, misalnya :
·Kelangsungan hidup;angka kematian bayi
·Angka Morbiditas
·Angka Kecacatan

2. Pendekatan Institusional atau individu Pendekatan ini menyangkut mutu pelayanan kesehatan terhadap perorangan oleh suatu institusi atau fasilitas seperti rumah sakit. Disini mutu adalah salah satu aspek atau produk dari pada sumber daya dan kegiatan fasilitas itu. Dengan melihat mutu pelayanan kesehatan melalui konsumen maka pendekatan yang dilakukan adalah pendekatan institusional/individu. Maka mutu dari Puskesmas yang akan saya bahas adalah salah satu aspek atau produk dari sumber daya atau kegiatan fasilitas tersebut. Penilaian mutu pelayanan kesehatan sangat bersifat multi dimensional. Roberts dan Prevost dalam Azwar (1993) telah membuktikan adanya perbedaan dimensi mutu sebagai berikut : Bagi pemakai jasa pelayanan kesehatan, mutu pelayanan kesehatan lebih terkait pada dimensi ketanggapan petugas atas kebutuhan pasien, kelancaran komunikasi, atau kesembuhan atas penyakit yang diderita.Bagi penyelenggara pelayanan kesehatan, mutu pelayanan kesehatan lebih terkait pada dimensi kesesuaian pelayanan dengan perkembangan ilmu dan teknologi mutakhir dan otonomi profesi.
Bagi penyandang dana pelayanan kesehatan, mutu pelayanan kesehatan lebih terkait pada dimensi efisiensi pemakaian dana, kewajaran pembiayaan atau mengurangi kerugian penyandang dana pelayanan kesehatan.

Dengan melihat mutu pelayanan kesehatan dari segi konsumen berarti membahas mutu pelayanan kesehatan bagi pemakai jasa pelayanan kesehatan, sehingga mutu dari Puskesmas yang akan saya bahas adalah salah satu aspek atau produk dari sumber daya atau kegiatan fasilitas tersebut yaitu mutu pelayanan kesehatan yang lebih terkait pada dimensi ketanggapan petugas atas kebutuhan pasien, kelancaran komunikasi, atau kesembuhan atas penyakit yang diderita. Penelitian lain yang dilakukan Smith dan Metzner pada tahun 1970 (Azwar,1993) menunjukkan perbedaan dimensi terhadap pelayanan kesehatan;
1. Bagi dokter, dimensi mutu pelayanan kesehatan yang dipandang penting adalah pengetahuan ilmiah yang dimiliki oleh dokter, perhatian dokter kepada pasien, keterampilan yang dimiliki oleh dokter, efisiensi pelayanan kesehatan serta kenyamanan pelayanan yang dirasakan oleh pasien.
2. Sedangkan untuk pasien sebagai pemakai jasa, dimensi mutu yang dipandang paling penting adalah efisiensi pelayanan kesehatan, perhatian dokter, keterampilan dokter serta kenyamanan yang dirasakan oleh pasien. Berdasarkan penelitian tersebut maka mutu pelayanan kesehatan bagi konsumen atau pasien sebagai pemakai jasa selain ketanggapan petugas atas kebutuhan pasien, kelancaran komunikasi, atau kesembuhan atas penyakit yang diderita. Ditambah juga dengan aspek efisiensi pelayanan kesehatan, perhatian dokter, keterampilan dokter serta kenyamanan yang dirasakan oleh pasien. Berdasarkan penggabungan aspek mutu pelayanan kesehatan diatas maka hal yang perlu ditingkatkan dalam pelayanan kesehatan Puskesmas adalah
·ketanggapan petugas atas kebutuhan pasien,
·kelancaran komunikasi,.
·perhatian dokter,
·keterampilan dokter
·serta kenyamanan yang dirasakan oleh pasien.

Sabtu, 20 September 2008

informasi ucrit

temen gue bernama ucrit, anak gembel sok tahu, rencana mau ambil tesis tapi kaga punya duit dan literatur, ada yang bisa bantu?